Selasa, 03 Januari 2012

ASKEB III PELAYANAN NIFAS


BAB I PELAYANAN NIFAS
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematiaan bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.
Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga atau hari keenam, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ibu.
1.2.      Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Asuhan Ibu Post Partum di rumah dan Asuhan Bayi Baru Lahir atau Neonatus di rumah.
1.3.      Tujuan
1.             Untuk mengetahui asuhan pada ibu nifas dirumah
2.             Untuk mengetahui kunjungan pada ibu nifas dirumah
3.             Untuk mengetahui penyuluhan pada masa nifas






BAB II
   ISI

2.1.      KUNJUNGAN RUMAH
            2.1.1.   Jadwal Kunjungan Rumah
                                  Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk pemeriksaan postpartum lanjutan. Apa pun sumbernya, kunjungan rumah direncanakan untuk bekerjasama dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan kebutuhan. Pada program yang terdahulu, kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ke tiga setelah pulan kerumah. Kunjungan berikutnya direncanakan di sepanjang minggu pertama jika diperlukan.
Semakin meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat nifas (sekitar 60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan teknis yang lebih baru mengenai jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru tahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah:
A.                 Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan:
·      Mencegah perdarahan  masa nifas karena atonia uteri.
·      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
·      Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
·      Pemberian ASI awal.
·      Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
·      Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi.
·      Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.


B.                Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)
Tujuan:
·      Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
·      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
·      Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
·      Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
·      Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
C.                 Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)
                                    Tujuan: sama dengan kunjungan II yaitu :
·      Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
·      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
·      Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
·      Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda- tanda penyulit.
·      Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
D.                 Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
·      Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami.
·      Memberikan konseling KB secara dini.
Suatu kunjungan rumah akan mendapat lebih banyak kemajuan apabila direncanakan dan diorganisasi dengan baik. Bidan perlu meninjau kembali catatan kesehatan ibu, rencana pengajaran, dan catatan lain yang bisa digunakan sebagai dasar wawancara dan pemeriksaan serta pemberian perawatan lanjutan yang diberikan. Setelah kunjungan tersebut direncanakan, bidan harus mengumpulkan semua peralatan yang diperlukan, materi instruksi, dan keterangan yang dapat diberikan keluarga yang akan dikunjungi.
2.1.2.   Perencanaan Kunjungan Rumah
Perencanaan kunjungan rumah dalam memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :
a.    Merencanakan waktu kunjungan rumah.
b.   Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan.
c.    Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d.   Rencanakan tujuan yang ingin dicapai.
e.    Menyusun alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
f.    Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga.
g.   Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kepada klien.
h.   Buatlah pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
i.     Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.
j.     Keamanan harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien.
2.1.3.   Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kunjungan rumah masa nifas memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah dan lingkungan sekitar. Kedua data tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau konseling kesehatan. Kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian fisik dan psikologis yang rumit.
Selain keuntungan, kunjungan rumah post partum juga memiliki keterbatasan yang sering dijumpai, yaitu sebagai berikut :
1.   Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.
2.   Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.
3.   Kekhawatiran tentang keamanan  untuk mendatangi pasien di daerah tertentu.
2.2.      ASUHAN LANJUTAN MASA NIFAS DI RUMAH
                        2.2.1.   Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
                                                Setelah melahirkan plasenta, tubuh ibu biasanya mulai sembuh dari persalinan. Bayi mulai bernafas secara normal dan mulai mempertahankan dirinya agar tetap hangat.
                                                Bidan sebaiknya tetap tinggal selama beberapa jam setelah melahirkan untuk memastikan ibu dan bayinya sehat, dan membantu keluarga baru ini makan dan beristirahat.
Di hari-hari pertama dan minggu-minggu pertama setelah melahirkan, tubuh ibu akan mulai sembuh. Rahimnya akan mengecil lagi dan berhenti berdarah. ASI akan keluar dari payudaranya. Bayi akan belajar menyusu secara normal dan mulai mendapat pertambahan berat badan. Pada saat itu, ibu dan bayi masih memerlukan perawatan bidan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas :
1.          Memeriksa Tanda-tanda Vital Ibu
                        Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara teratur minimal sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah kesehatan.
2.             Membersihkan Alat Kelamin, Perut, dan Kaki Ibu
                    Bantulah ibu membersihkan diri setelah melahirkan. Gantilah alas tidur yang udah kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya. Cucilah  dengan lembut, gunakan air bersih dan kain steril.
                    Cucilah alat kelamin dari atas ke bawah menjahui vagina. Berhati-hatilah untuk tidak membawa apapun naik ke atas dari anus menuju vagina, karena bahkan sepotong kecil feses yang kasat mata bisa menyebabkan infeksi serius.
3.             Mencegah Perdarahan Hebat
Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan yang sama banyaknya ketika dia mengalami perdarahan bulanan. Darah yang keluar mestinya juga harus tampak seperti darah menstruasi yang berwarna tua dan gelap, atau agak merah muda. Darah merembes kecil-keci saat rahim berkontraksi, atau ketika batuk, bergerak, atau berdiri.
Perdarahan yang terlalu banyak sangat membahayakan. Untuk memeriksa muncul tidaknya perdarahan hebat beberapa jam setelah melahirkan, coba lakukan hal-hal berikut ini :
·           Rasakan rahim untuk melihat apakah dia berkontraksi. Periksalah segera setelah plasentanya lahir. Kemudian periksalah setelah 5 atau 10 menit selama 1 jam. Untuk 1 atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15-30 menit. Jika rahimnya terasa keras, maka dia berkontraksi sebagaimana mestinya.
·           Periksa popok ibu untuk melihat seberapa sering mengeluarkan darah, jika mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir) berarti perdarahannya terlalu berlebihan.
·           Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam. Perhatikan adanya tanda-tanda syok.
4.      Memeriksa Alat Kelamin Ibu dan Masalah-masalah lainnya
      Kenakan sarung tangan untuk memeriksa dengan lembut robek atau tidaknya alat kelamin ibu. Selain itu, perlu diperiksa juga apakah serviksnya sudah menutup (turun menuju bukaan vagina).
a.         Jika Ibu Memiliki Robekan
   Mintalah ibu untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu dengan kaki disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh menggerakkan kakinya secara teratur. Untuk sementara tidak diperbolehkan bekerja keras dan disarankan agar memakan makanan yang bergizi.
b.         Jika Ibu Memiliki Hematoma atau Rasa Sakit di Vagina
   Terkadang rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat adanya perdarahan hebat, namun ibu masih merasakan pusing-pusing dan lemah. Jika hal ini yang terjadi bisa jadi dia mengalami perdarahan di bawah kulit dalam vaginanya yang disebut hematoma. Kulit di wilayah ini sering kali membengkak berwarna gelap, lembut, dan lunak.
   Meskipun hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius, kecuali lukanya sangat besar. Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah daerah itu dengan kain steril selama 30 menit atau sampai dia berhenti tumbuh. Jika ibu memiliki tanda-tanda syok, segera minta bantuan medis agar luka bisa terbuka dan darah yang terjebak di dalamnya bisa keluar.
c.         Jika Serviks Bisa Dibuka dari Bukaan Vagina
   Jika bisa terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan, kemungkinan besar rahimnya turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu berbahaya, karena serviks biasanya akan masuk ke tempatnya semuladalam beberapa hari. Anda mungkin bisa mendorong rahim dengan tangan bersarung. Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar lebih tinggi dari kepala.
d.        Bantu Ibu Buang Air
   Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama persalinan. Bila kandungan kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
   Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi, apalagi feses keras dapat diberikan obat laksatif peroral atau perektal. Jika masih belum bisa juga dilakukan klisma.
e.         Bantu Ibu Makan dan Minum
        Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan bagus bagi mereka untuk bisa menyantap beragam makanan bergizi yang diinginkan. Jus buah sangat baik karena akan memberinya energi. Anjurkan ibu untuk segera makan dan banyak minum pada jam-jam pertama. Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.
 5.       Memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya
                           Hal-hal yang harus dilakukan untuka membantu meningkatkan perasaan ibu terhadap bayinya adalah sebagai berikut :
a.    Berikan Dukungan Emosional
         Sangat penting untuk memberikan ibu dukungan emosional. Kebiasaan dan ritual menghormati ibu atau merayakan kelahiran adalah salah satu cara untuk mengakui keberhasilan ibu dalam persalinan.
         Kebanyakan wanita merasakan emosi-emosi yang kuat setelah melahirkan. Ini adalah hal yang normal. Beberapa wanita merasakan sedih dan khawatir selama beberapa hari, minggu, atau bulan. Ketika hal
ini terjadi, bantulah dia dengan mendengarkan keluh kesahnya tentang perasaannya itu, dan menjelaskan bahwa perasaan seperti seperti itu umum terjadi.
         Jika perasaan sedih ini sangat kuat, hal ini disebut depresi. Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi sulit bagi wanita untuk merawat dirinya atau bayinya. Wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan memerlukan bantuan segera. Dia memerlukan bantuan untuk merawat rumah dan  keluarganya, dan memerlukan bantuan untuk menghentikan perasaan-perasaan gundahnya. Wanita yang memiliki perasaan seperti ini setelah melahirkan akan rentang untuk mengalaminya lagi dalam persalinan berikutnya.
b.     Ibu Tidak Tertarik Kepada Bayinya
         Beberapa ibu tidak merasa nyaman dengan bayi baru mereka. Ada beberapa alasan yang menyebabkannya. Bisa jadi ibu sangat lelah, sakit, dan mengalami perdarahan hebat. Bisa juga dia tidak menginginkan bayi itu, atau khawatir tidak bisa merawatnya, sehingga mengalami depresi.  Maka yang harus dilakukan  adalah sebagai berikut:
1.      Periksa tanda-tanda bagi kehilangan darah atau infeksi.
2.      Membicarakan dengan ibu tentang perasaan-perasaannya atau mungkin lebih baik meninggalkannya sendirian dan mengamatinya dari jauh sambil menunggu.
3.      Jika ibu merasa depresi, atau dia pernah depresi setelah persalinan dahulu, bicaralah pada keluarganya untuk memberinya perhatian dan dukungan ekstra pada minggu-minggu berikutnya.
4.      Pastikan seseorang dalam keluarganya membantu merawat bayi tersebut.
6.        Perhatikan Gejala Infeksi Pada Ibu
                        Suhu tubuh ibu yang baru melahirkan biasanya sedikit lebih tinggi daripada suhu normal, khususnya jika cuaca hari itu sangat panas. Namun, jika ibu merasa sakit, terserang demam, atau denyut nadinya cepat, atau dia merasa perih saat kandungannya disentuh, bisa jadi dia terkena infeksi. Infeksi seperti ini biasanya terjadi jika air ketuban pecah lebih awal sebelum persalinan dimulai, atau jika persalinan terlalu lama, atau dia merasa kelelahan saat merasa persalinan.


7.         Bantu ibu menyusui
                           Menyusui adalah cara terbaik bagi bagi ibu dan bayinya. Jika ibu merasa kebingungan apakah dia ingin menyusui atau tidak, mintalah dia untuk mencoba menyusui hanya untuk minggu-minggu atau bulan-bulan pertama. Bahkan sedikit saja waktu untuk menyusui masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Pastikan ibu memahami jika dia menyusui bayinya, maka :
·        Rahimnya akan lebih cepat pulih ke ukuran semula.
·        Bayinya lebih tahan dari serangan diare atau penyakit lainnya.
·      Ibu bisa menghemat pengeluaran uang karena susu formula jelas lebih mahal.
a.      Perawatan Payudara (Mamae)
Perawatan mamae telah dimulai sejak wanita hamil supaya   puting susu lemas, tidak keras dan keringsebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara berikut ini.
1.        Balut mamae sampai tertekan.
2.        Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel.
b.    Laktasi   
                           Untuk menghadapi masa laktasi(menyusui) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae berupa hal-hal berikut ini.
1.      Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah.
2.      Keluaran ciran susu jolong dari duktus laktiferus disebut kolostrum, berwarna kuning putih susu.
3.      Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
4.      Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogeon dan progesteron hilang. Maka timbul hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan miotel kelenjar susu berkontraksi, sehingga air susu keluar. Produki akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
8.            Berikan Waktu  Berkumpul bagi Keluarga
                          Jika ibu dan bayinya sehat, berikan mereka waktu sesaat untuk berduaan saja. Orang tua baru memerlukan waktu satu sama lain dengan bayi mereka. Mungkin mereka juga memerlukan sejumlah waktu pribadi sebentar untuk berbincang-bincang, tertawa, menangis, berdoa, atau merayakannya dengan suatu cara tertentu.
            2.2.2.   Asuhan Masa Nifas Pada Bayi
                        Setelah lahir, ketika ibu dan bayinya sudah berada dalam kondisi stabil, periksalah bayi dari ujung kepala sampai ujung kaki. Banyak masalah kesehatan bisa dicegah atau disembuhkan. Bayi yang baru lahir mudah terkena infeksi, karena itu apapun yang menyentuhnya haruslah sebersih mungkin. Jika perlu, jangan terlalu cepat memandikan bayi karena akan membuatnya merasa kedinginan, tunggulah setelah beberapa jam atau hari. Hal-hal penting untuk memeriksa bayi yang baru lahir :
1.      Penampilan Umum
Perhatikan beberapa penampilan bayi berikut ini :
a.       Apakah bayinya kecil atau besar.
b.      Apakah bayinya kurus atau gemuk.
c.       Apakah lengan kaki, telapak kaki, tangan, tubuh, dan kepalanya terlihat memiliki ukuran yang normal.
d.      Bayinya tegang atau rileks, aktif atau pendiam.
e.       Dengarkan suara tangisnya. Setiap tangisan bayi berbeda, namun suara tangisan yang ganjil, meninggi atau tersendat-sendat bisa menjadi tanda dia sakit.
f.       Perhatikan apakah bayinya lemas, lemah, atau tidak sadar.
g.      Jika bayi tampak lemah, bisa jadi bayi kekurangan kadar gula dalam darah.
2.      Tanda-tanda Vital Bayi
a.       Jumlah Tarikan Nafas Bayi
Jumlah tarikan nafas bayi selama 1 menit penuh sambil mengamati perutnya naik turun. Normal jika nafasnyamelambat atau cepat dari waktu ke waktu. Bayi baru lahir bernafas 40-60 tarikan nafas dalam semenit saat dia beristirahat

b.      Detak Jantung Bayi
Detak jantung bayi yang baru lahir normal berkisar antara 120-160 detak per menit. Namun kadang-kadang detak jantung bayi melambat sampai 100 atau secepat 180 detak per menit. Jika detak jantung bayi terlalu lambat, kemungkinan bayi terkena infeksi. Jika terlalu lambat segera berikan nafas bantuan.
c.       Suhu Tubuh Bayi
Suhu tubuh bayi yang sehat adalah sekitar 37ºC. Bayi yang suhu tubuhnya 36,5ºC atau kurang, bisa dihangatkan dengan cepat dekat kulit ibu diantara dua buah dadanya. Jika bayi tidak hangat juga, gunakan botol yang berisi air hangat yang dibungkus dengan kain.
3.      Bantu Bayi agar Terus Menyusu
Bayi mestinya disusui tiap beberapa jam, dari jam pertama setelah lahir sampai seterusnya. Bayi yang cukup banyak menyusu dan sehat, akan banyak buang air kecil dan buang air besar, tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, serta mengalami pertambahan berat tubuh.
4.      Merawat Tali Pusat
Untuk mencegah sisa tali plasenta dari infeksi, maka tali pusat harus tetap bersih dan kering. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.       Selalu cuci tangan sebelum mencuci plasenta.
b.      Jika tali plasenta kotor atau memiliki banyak darah kering, bersihkan dengan alkohol 70% atau minuman alkohol dosis tinggi atau gentian violet. Bisa juga menggunakan sabun dan air.
c.       Jangan meletakkan benda apapun di atas tali plasenta.
Sisa tali pusat biasanya jatuh sekitar 5-7 hari setelah lahir. Mungkin akan keluar beberapa tetes darah atau lendir saat tali pusat terlepas. Ini normal-normal saja. Namun, jika ternyata masih keluar banyak darah atau muncul nanah, segera minta bantuan medis.
5.      Perhatikan warna kulit bayi dan matanya
Banyak bayi memiliki warna kuning di kulit atau di mata mereka selama beberapa hari setelah lahir, hal ini disebut ikhterik dan juandice. Kelainan ini juga biasa disebut masyarakat dengan sebutan penyakit kuning. Kelainan ini disebabkan oleh substansi kuning yang disebut bilirubin
memenuhi seluruh tubuh bayi. Normalnya tubuh bayi yang ibaru lahir menurunkan kadar bilirubin selama beberapa hari, sehingga warna kuningnya menghilang.
Sebaiknya susuilah bayi sesering mungkin, dan bawa dia untuk berjemur di bawah sinar matahari. Sinar matahari akan membantu tubuh menurunkan kadar bilirubin. Jika cuacanya cukup hangat, lepaskan pakaian bayi, tutupi matanya dan letakkan di bawah sinar matahari selama lima menit sekali atau dua kali sehari. Jika terlalu lama atau terlalu sering, sinar matahari bisa membakar kulit bayi.
2.3.      PENYULUHAN MASA NIFAS
1.         Nutrisi Ibu Menyusui
                                    Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian khusus, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat memengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :
a.                  Mengonsumsi tambahan kalori, 500 kalori tiap hari
b.                  Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,dan vitamin yang cukup
c.                  Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d.                 Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya   selama 40 hari pascapersalinan.
e.          Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) untuk memberi asupan vitamin A juga kepada bayinya, yaitu dengan melalui ASI-nya.
2.         Kebersihan pada ibu dan bayinya
            Kebersihan Ibu
                                    Pada masa nifas, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu nifas sebagai berikut :
a.                   Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b.                  Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari arah depan ke belakang kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai berkemih dan defekasi.
c.                  Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut(buatan sendiri) setidaknya dua kali sehari. Kain dapat dipakai ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dijemur atau disetrika
d.                 Sarankan ibu untukmencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e.                  Jika ada luka episiotomy atau laserasi, sarankan ibu agar jangan menyentuh daerah luka.

Kebersihan Bayi
            Kebersihan kulit bayi perlu dijaga. Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bahian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersuhkan secara teratur. Sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memegang bayi.
            Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, setelah BAK popok bayi harus segera diganti atau ganti pampers minimal 4-5 kali per hari.
3.         Istirahat dan tidur
a.                  Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b.                  Sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan rumah tangga secara bertahap, tidur siang atau segera istirahat ketika bayi tidur.
c.                  Kurang istirahat memengaruhi ibu dalam beberapa hal (mengurangi produksi ASI, memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak perdarahan, memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri)
4.         Latihan/ Senam Nifas
                                    Senam nifas bertujuan untuk memulihkan dan mengencangkan keadaan dinding perut yang sudah tidak indah lagi. Untuk itu beri penjelasan pada ibu tentang beberapa hal berikut ini :
a.                  Diskusikan pentingnya mengembalikan fungsi otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan otot perutnya menjadi kuat, sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
b.                  Jelaskan bahwa latihan tertentu selama beberapa menit setiap hari sangat membantu.

·         Dengan tidur telentang dan lengan di samping, tarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu ke dada, tahan mulai hitungan 1 sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
·         Untuk memperkuat otot tonus jalan lahir dan dasar panggul lakukanlah senam kegel.

c.                  Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot bokong dan pinggul, tahan sampai 5 hitungan. Relaksasi otot dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
d.                 Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
5.         Pemberian ASI
Untuk mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengkonsumsi sayuran hijau, kacang–kacangan dan minum sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si bayi masih dalam kandungan. Karena ini merupakan awal yang baik untuk mendapatkan ASI yang banyak, jangan lupa perawatan dengan menggunakan Baby Oil dan massage di sekitar payudara selama hamil juga dapat membantu puting yang mendelep.
Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah melahirkan, Ibu juga sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan bergizi lainnya agar produksi ASI semakin meningkat.
Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak ASI:
·         Tentu saja makanan yang di konsumsi harus makanan yang bergizi,
·         Minum susu madu
·         Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari
·         Sayur Hijau dapat membantu menghasilkan ASI (Misalnya: sayur daun katuk dan bayam, sayur jantung pisang, sayur daun pepaya dll)
·         Kacang-kacangan juga bagus untuk memproduksi ASI (misalnya : kacang hijau atau kacang goreng / rebus bisa dijadikan camilan untuk ibu menyusui)
·         Banyak makan buah-buahan yang mengandung air
·         Jangan stress, sedih, marah atau perasaan-perasaan negatif lainnya
·         Tambahkan vitamin bila diperlukan
Ada sebagian Ibu menyusui yang takut untuk memompa ASInya, karena ASI akan terbuang dan berkurang, padahal teori yang betul adalah, semakin sering ASI dipompa akan semakin banyak ASI berproduksi. Untuk memompa ASI, sebaiknya langsung memassage payudara dengan menggunakan tangan kita dari pada memompa dengan menggunakan alat, karena dengan menggunakan tangan ASI akan semakin terangsang untuk dapat berproduksi. Hasil yang di dapatkan pun akan lebih banyak dengan menggunakan tangan dibandingkan dengan mengunakan alat pompa.
Tentang puting terbenam, Ibu harus rajin memassage dengan menarik-narik puting kearah luar menggunakan baby oil atau bisa juga dicoba dengan menggunakan ‘spuit dibalik’, atau ‘sambungan puting’ yang banyak tersedia di toko-toko bayi. Kalau sianak mengigit, ibu harus bersabar mungkin karena posisi menyusui yang salah, atau mungkin karena sianak kesulitan mencari puting. Jangan dipaksa apabila sianak tidak mau ASI, karena pemaksaan dapat membuat trauma. Biasanya karena terlalu lama menggunakan dot, sianak jadi malas kembali ke ASI, karena dengan bantuan dot sianak tidak harus bersusah payah mencari puting, susu sudah dapat keluar dengan sendirinya. Pada saat sianak tidak mau kembali ke ASI, biasanya ini disebut juga sebagai ‘bingung puting’. Untuk mengatasi ini diperlukan kesabaran, ketelatenan dan kasih sayang ibu terhadap anak.
6.         Perawatan payudara
a.                   Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b.                  Menggunakan bra/ BH yang menyokong payudara
c.                   Bila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Kegiatan menyusui tetap dilakukan mulai dari putting susu yang tidak lecet
d.                  Bila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
e.                   Untuk hilangkan nyeri, dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
f.                   Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1)                  Pengompresan payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
2)                  Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.
3)                  Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara, sehingga putting susu menjadi lunak
4)                  Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap, seluruh ASI dikeluarkan dengan tangan.
5)                  Letakkan kaindingin pada payudara setelah menyusui
6)                  Payudara dikeringkan
7.         Hubungan seksual
a.       Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami-istri begitu darah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, inilah saat aman untuk memulai melakukan hubungan suami-istri kapan saja ibu siap.
b.      Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai waktu tertentu. Misalnya, setelah 40 hari / 6 minggu setelah persalinan. Keputusan mulainya hubungan seksual bergantung pada pasangan yang persangkutan.
8.         Keluarga berencana
a.         Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengjarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak di inginkan.
b.        Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur atau ovulasi sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat digunakan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah sebesar 2% terjadi kehamilan.
c.         Terkait metode KB, hal berikut sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu pada ibu.
1)    Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
2)    Kelebihan atau keuntungan
3)    Kekurangan
4)    Efek samping
5)    Bagaimana menggunakan metode ini
6)   Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascapersalinan yang menyusui.
d.        Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, sebaiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada masalah bagi pasangan dan apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
9.         Tanda-tanda bahaya
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah:
a.                   Demam tinggi melebihi 38°C
b.                  Perdarahan vagina luar biasa / tiba-tiba betambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa / bila memerlukan penggantian pembalut 2 x dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk.
c.                  Nyeri perut hebat/ rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta ulu hati.
d.                 Sakit kepala parah/ terus menerus dan pandangan nanar/ masalah penglihatan.
e.                  Pembengkakan  wajah, jari-jari atau tangan
f.                   Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki
g.                  Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam
h.                  Putting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui
i.                    Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
j.                    Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
k.                  Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air kecil
l.                    Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri-sendiri
m.                Depresi Pada Masa Nifas.

BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
            Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Oleh karena itu perlu dilakukan kunjungan pada ibu nifas sesuai jadwal yaitu :
a.         Kunjungan pertama          : 6-8 jam post partum
b.         Kunjungan kedua             : 6 hari post partum
c.         Kunjungan ketiga             : 2 minggu post partum
d.        Kunjungan keempat         : 6 minggu post partum
Asuhan lanjutan masa nifas terdiri dari asuhan ibu pada masa nifas dan asuhan masa nifas pada bayi yang baru lahir. Asuhan Ibu pada Masa Nifas meliputi: memeriksa tanda-tanda vital ibu; membersihkan alat kelamin, perut, dan kaki ibu; mencegah perdarahan hebat; memeriksa alat kelamin dan masalah-masalah lainnya; memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya; perhatikan gejala infeksi pada ibu; dan bantu ibu menyusui. Sedangkan Asuhan Masa Nifas pada Bayi meliputi : penampilan umum, tanda-tanda vital bayi, bantu bayi agar terus menyusu, merawat tali pusat, dan perhatikan warna kulit bayi dan matanya
Penyuluhan masa nifas mengenai : kebersihan diri dan bayi, istirahat atau tidur, latihan atau senam nifas, gizi, suplemen zat besi, perawatan payudara, pemberian ASI, hubungan perkawinan atau Keluarga Berencana (KB), dan tanda-tanda bahaya.
3.2.                                                Saran
Kunjungan masa nifas harus dilakukan sesuai jadwal dengan tujuan agar ibu mendapat asuhan sesuai yang dibutuhkan pada masa nifas. Ibu post partum diberi penyuluhan mengenai apa yang harus ibu lakukan pada masa nifas tersebut.






DAFTAR  PUSTAKA

Bahiyatun.2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Maryunani, A.2009.Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum).Jakarta: Trans Info Media

Nanny, Vivian.2011.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta: Salemba Medika

Saleha, S.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Jakarta: Salemba Medika




Tidak ada komentar:

Posting Komentar