Jumat, 20 April 2012

kumpulan makalah Epidemiologi


KUMPULAN MAKALAH
EPIDEMIOLOGI 2010



DAFTAR ISI:
A.  Wabah hal 1
B. Screening hal 18
C. Pencatatan dan Pelaporan hal 35


Selamat Belajar Kawan ^^
Semoga diberi kemudahan dan kelancaran oleh Allah SWT,
Serta hasil yang memuaskan J



WABAH

  1. PENGERTIAN WABAH
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit.
Undang‑undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
Benenson, 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada  penduduk suatu daerah, yang nyata‑nyata melebihi jumlah yang biasa
Last 1981
Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa

Kejadian wabah ditandai dengan jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim. Berjangkitnya penyakit menular dalam masyarakat atau wilayah sangat bervariasi sesuai dengan penyebab penyakit serta jumlah dan golongan penduduk yang terancam. Jumlah penderita penyakit menular pada umumnya di suatu wilayah diamati dalam satuan waktu tertentu (mingguan, empat mingguan, atau tahunan). Apabila jumlah penderita suatu penyakit menular meningkat melebihi keadaan yang lazim di suatu daerah dalam satuan waktu tertentu, dan menimbulkan malapetaka, maka keadaan ini dapat dianggap sebagai suatu wabah.
Penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah cholera, demam kuning, tifus, pes, DBD, campa, difteri, rabies, influenza, hepatitis, meningitis, anthrax. Penentuan suatu penyakit yang dapat menimbulkan wabah dilakukan atas dasar hasil pemeriksaan klinik laboratorium.

Penanggulangan wabah penyakit menular diatur dalam:
  1. UU. No.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
  2. PP No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
  3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah
  4. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah, yang kemudian diikuti dengan terbitnya PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenagan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom yang berpengaruh terahadap penyelenggaraan penanggulangan wabah
  5. Peraturan Menteri Kesehatah Republik Indonesia Nomor 949/ Menkes/ SK/ VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa

Upaya penanggulangan wabah mempunyai 2 (dua) tujuan pokok, yaitu:
  1. berusaha memperkecil angka kematian akibat wabah dengan pengobatan.
  2. membatasi penularan dengan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah banyak, dan wabah tidak meluas ke daerah lain.
Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
                Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
               
Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

  1. BENTUK-BENTUK WABAH
1.         Berdasarkan Sifatnya
Pembagian wabah berdasarkan sifatnya yaitu :
a)       Common Source Epidemic
Adalah suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang reatif singkat. Adapun common source epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam, tidak ada angka serangan kedua
Jika keterpaparan kelompok serta penularan penyakit berlangsung sangat cepat dalam waktu yang singkat (point source of epiemic), maka resultan dari semua kasus/ kejadian berkembang hanya dalam satu masa tunas saja
Point source epidemic dapat pula terjadi pada penyakit oleh faktor penyebab bukan infeksi yang menimbulkan keterpaparan umum seperti adanya zat beracun polusi zat kimia yang beracun di udara terbuka.
b)       Propagated / Progresive Epidemic
Bentuk epidemic dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated / progresif epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vektor, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus. Masa tuntas penyakit tersebut diatas adalah sekitar satu bulan sehingga tampak bahwa masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada saat di mana jumlah masyarakat yang rentan mencapai batas yang minmal.

2.       Berdasarkan Cara Transmisinya
Menurut transmisinya, wabah dibedakan atas :
1)         Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle epidemics),yaitu:
a.        Ingesti bersama makanan atau minuman, misalnya Salmonellosis.
b.        Inhalasi bersama udara pernafasan, misalnya demam Q (di laboratorium).
c.        Inokulasi melalui intravena atau subkutan, misalnya hepatitis serum.
2)       Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu (epidemics propagated by serial transfer from host to host), yaitu :
ü  Penjalaran melalui rute pernafasan (campak), rute anal-oral (shigellosis), rute genitalia (sifilis), dan sebagainya.
ü  Penjalaran melalui debu.
ü  Penjalaran melalui vektor (serangga dan arthropoda).


C.       LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYELIDIKAN WABAH
1.         Konfirmasi atau menegakkan diagnosa
§  Definisi kasus
§  Klasifikasi kasus dan tanda klinik
§  Pemeriksaan laboratorium
2.       Menentukan apakah peristiwa itu suatu wabah atau bukan
§  Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah ditentukan tentang wabah
§  Bandingkan dengan kejadian penyakit itu pada minggu atau bulan atau tahun sebelumnya
3.       Mencari hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang
§  Kapan mulai sakit (waktu)
§  Dimana mereka mendapat infeksi (tempat)
§  Siapa yang terkena: (gender, umur, imunisasi,dll)
4.        Rumuskan suatu hipotesa sementara
§  Hipotesa kemungkinan: penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita
§  Hipotesa: untuk mengarahkan lebih lanjut
5.       Rencana penyelidikan yang lebih detail untuk menguji hipotesis
§  Tentukan: data yang diperlukan sebagai sumber informasi
§  Kembangkan dan buat checklist
§  Lakukan survey dengan sample yang cukup
6.       Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan
§  Lakukan wawancara dengan :
1. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)
2. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit (control)
§  Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya
§  Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut berperan
§   Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium
7.        Buatlah analisa dan interpretasi data
§  Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan
§  Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi
§  Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-grafik yang diperlukan
§  Terapkan test statistik
Interpretasi data secara keseluruhan
8.       Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan
§  Lakukan uji hipotesis
§  Hipotesis yang diterima, dapat menerangkan pola penyakit :
1. Sesuai dengan sifat penyebab penyakit
2. Sumber infeksi
3. Cara penulara
n
4. Faktor lain yang berperan
9.       Lakukan tindakan penanggulangan
§  Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif.
§  Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang berhubungan
§   Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang
10.      Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut
§  Pendahuluan
§  Latar Belakang
§  Uraian tentang penelitian yang dilakukan
§  Hasil penelitian
§  Analisis data dan kesimpulan
§  Tindakan penanggulangan
§  Dampak-dampak penting
§  Saran rekomendasi
  1. UPAYA PENANGGULANGAN WABAH
Upaya penanggulangan wabah meliputi pencegahan penyebaran wabah, termasuk pengawasan usaha pencegahan tersebut dan pemberantasan penyakitnya. Upaya penanggulangan wabah yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan atau membatasi penyebarluasan wabah. (Depkes, 2000).
Penanggulangan wabah dikenal dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan penanggulangan wabah secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi wabah. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari penyakit-penyakit yang berpotensi terjadi wabah secara mingguan. Data-data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh tim epidemiologi
         pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin
         upaya penanggulangan  biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui
         Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit.
Upaya penanggulangan wabah di suatu daerah wabah haruslah dilakukan dengan mempertimbangkan keadaan masyarakat di tempat antara lain: agama, adat, kebiasaan,tingkat pendidikan, sosial ekonomi, serta perkembangan masyarakat. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan upaya penanggulangan wabah tidak mengalami hambatan dari masyarakat,malah melalui penyuluhan yang intensif dan pendekatan persuasif edukatif,diharapakan masyarakat akan memberikan bantuanya,dan ikut serta secara aktif.
Upaya penanggulangan wabah menurut UU Wabah meliputi:
1.         Penyelidikan epidemiologis
Penyelidikan epidemiologis yaitu melakukan penyelidikan untuk mengenal sifat-sifat penyebabnya serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah. Dengan adanya penyelidikan tersebut, maka dapat dilakukan tindakan-tindakan penanggulangan yang paling berdaya guna dan berhasil guna oleh pihak yang berwajib dan atau yang berwenang. Dengan demikian wabah dapat ditanggulangi dalam waktu secepatnya, sehingga meluasnya wabah dapat dicegah dan jumlah korban dapat ditekan serendah-rendahnya.
Tindakan penyelidikan epidemiologis dalam upaya penanggulangan wabah ditujukan untuk :
a.        Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah
b.        Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah
c.        Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah
d.        Menentukan cara penanggulangan
Tindakan penyelidikan epidemiologis dilakukan melalui kegiatan-kegiatan :
a.        Pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk
b.        Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
c.        Pengamatan terhadap penduduk pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah
2.       Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina
Tujuan :
a.        Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan
b.        Menemukan dan mengobati orang yang nampaknya sehat, tetapi mengandung penyebab penyakit sehingga secara potential dapat menularkan penyakit (carrier)
3.       Pencegahan dan pengebalan
Pencegahan dan pengebalan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memberi perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit akan tetapi mempunyai resiko untuk terkena penyakit.
4.        Pemusnahan penyebab penyakit
Penyebab penyakit adalah bibit penyakit yakni bakteri, virus, dan lain-lainnya yang menyebabkan penyakit. Dalam pemusnahan penyebab penyakit, kadang-kadang harus dilakukan pemusnahan terhadap benda-benda, tempat-tempat dan lain-lain yang mengandung kehidupan penyebab penyakit yang bersangkutan, misalnya sarang berkembang biak nyamuk,sarang tikus dan lain-lain.
5.       Penanganan jenazah akibat wabah
Penanganan jenazah apabila kematiannya disebabkan oleh penyakit yang menimbulkan wabah atau jenazah tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat menimbulkan wabah harus dilakukan secara khusus menurut jenis penyakitnya tanpa meninggalkan norma agama serta harkatnya sebagai manusia.
6.       Penyuluhan kepada masyarakat
Penyuluhan kepada masyarakat adalah kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar mereka mengerti sifat-sifat penyakit, sehingga dengan demikian dapat melindungi diri dari penyakit tersebut dan apabila terkena, tidak menular kepada orang lain. Selain daripada itu penyuluhan dilakukan agar masyarakat dapat berperan serta secara aktif dalam menanggulangi wabah.
7.        Upaya penanggulangan lainnya
Upaya penanggulangan lainnya adalah tindakan-tindakan yang dilakukan dalam rangka penanggulangan wabah, yakni bahwa untuk masing-masing penyakit dilakukan tindakan-tindakan khusus.
A.       KESIMPULAN
·         Pengertian
ü  Menurut Undang‑undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
ü  Kejadian Luar Biasa (KLB)
                Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia.
·         Bentuk wabah menurut sifatnya
ü  Common Source Epidemic
Adalah suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang reatif singkat.
ü  Propagated / Progresive Epidemic
Bentuk epidemic dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula.
·         Langkah-langkah dalam penyelidikan wabah
ü  Konfirmasi atau menegakkan diagnosa
ü  Menentukan apakah peristiwa itu suatu wabah atau bukan
ü  Mencari hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang
ü  Rumuskan suatu hipotesa sementara
ü  Rencana penyelidikan yang lebih detail untuk menguji hipotesis
ü  Buatlah analisa dan interpretasi data
ü  Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan
ü  Lakukan tindakan penanggulangan

SOAL-SOAL WABAH
  1. pengertian wabah adalah…
    1. Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
    2. Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata.
    3. Berjangkitnya suatu penyakit tidak menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
    4. Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya menurun secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu.
    5. Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim.
Jawaban: A

  1. Jumlah penderita penyakit menular pada umumnya di suatu wilayah diamati dalam satuan waktu tertentu, yaitu…
1)         Mingguan
2)       Empat mingguan
3)       Tahunan
4)       Harian
Jawaban: A (1,2,3)

  1. keadaan ini dianggap sebagai suatu yang biasa.
SEBAB
Jumlah penderita suatu penyakit menular meningkat melebihi keadaan yang lazim di suatu daerah dalam satuan waktu tertentu, dan menimbulkan malapetaka
Jawaban: D

  1. Penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah…
    1. Kanker
    2. Diabetes
    3. Cholera
    4. Katarak
    5. Stroke
Jawaban: D

  1. Membatasi penularan dengan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah banyak, dan wabah tidak meluas ke daerah lain sangat diperlukan
SEBAB
Merupakan tujuan pokok upaya penanggulangan wabah
Jawaban: A

  1. Pembagian wabah berdasarkan sifatnya yaitu...
1.         Common Source Epidemic
2.       Common Vehicle Epidemic
3.       Propagated/Progressive Epidemic
4.        Epidemics Propagated by Serial Transfer From Host To Host
Jawaban: B

7.        Yang berhubungan dengan Propagated/Progressive Epidemic adalah ...
a.        Penularan dari orang ke orang
b.        Masa tunas lama
c.        Masa tunas sekitar satu bulan
d.        Tidak dipengaruhi kepadatan penduduk
e.        Penularan ke semua orang
Jawaban : A

8.       Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu meliputi :
1.         Penjalaran melalui rute pernapasan
2.       Penjalaran melalui debu
3.       Penjalaran melalui vektor
4.        Penjalaran melalui rute genetalia
Jawaban : E

9.       Tujuan pokok dari upaya penanggulangan wabah adalah :
1.         Membatasi penularan dan penyebaran penyakit
2.       Memperkecil angka kematian akibat wabah
3.       Mencegah meluasnya wabah ke daerah lain
4.        Memperkecil angka penderita akibat wabah
        Jawaban : E

10.      Polusi kimia di udara terbuka termasuk dalam common source epidemic SEBAB common source epidemic terjadi dalam waktu yang sangat lama
Jawaban : C

  1. Untuk menegakkan diagnosa yang harus dilakukan yaitu...
1.         Definisi kasus
2.       Klasifikasi kasus dan tanda klinik
3.       Pemeriksaan laboratorium
4.        Pemeriksaan fisik
Jawaban: A

12.      Tujuan dari penyelidikan epidemiologi adalah...
1.         Menentukan faktor penyebab timbulnya penyakit
2.       Menentukan cara penanggulangan
3.       Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah
4.        Membatasi penularan penyakit
Jawaban : A

13.      Dalam upaya penanggulangan wabah,seharusnya dilakukan….
a.        Secepat mungkin
b.        Selambat mungkin
c.        Siap tanggap
d.        Siap darurat
e.        Siap sedia
Jawaban : C

14.      Yang termasuk tujuan tindakan penyelidikan wabah….
1.         Mengetahui sebab penyakit wabah
2.       Menentukan factor penyebab timbulnya wabah
3.       Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah
4.        Menentukan cara penanggulangan
Jawaban : E

15.      Yang termasuk kegiatan penyelidikan epidimiologis….
1)      Pengumpulan data kesakitan
2)      Pemeriksaan klinis
3)      Pemeriksaan laboratorium
4)      Pengamatan terhadap penduduk
Jawaban : E

16.      Ada berapa upaya penanggulangan wabah yang tercantum dalam UU wabah….
a.        2
b.        4
c.        5
d.        7
e.        9
Jawaban : D

17.      Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina dalam upaya penanggulangan wabah
 SEBAB
 Bertujuan untuk Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan
                Jawaban : A

18.      Masalah wabah dan penanggulangannya berdiri sendiri SEBAB wabah bagian dari upaya kesehatan nasional yang berkaitan dengan sektor kesehatan serta tidak lepas dari keterpaduan pembangunan nasional
Jawaban : D
19.      Unsur utama untuk menyatakan suatu keadaan wabah adalah :
a.        Penularan penyakit
b.        Umur
c.        Jenis kelamin
d.        Pekerjaan
e.        Waktu
Jawaban : E
20.    Pemusnahan penyebab penyakit dilakukan dengan cara merusak lingkungan hidup SEBAB pemusnahan dilakukan dengan tidak menyebabkan tersebarnya penyakit
Jawaban : D

SCREENING
PENEMUAN PENYAKIT SECARA SCREENING


A.       PENGERTIAN
1.         Screening : Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala, tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi seringkali digunakan sebagai tes diagnosis.
2.       Screening adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.
3.       Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
4.        Screening adalah deteksi dini dari suatu penyakit, prekursor dari suatu penyakit, dan kerentanan terhadap suatu penyakit pada individu yang tidak atau belum menunjukkan tanda atau gejala dari penyakit tersebut.
5.       Identifikasi sangkaan terhadap suatu penyakit atau kelainan yang tidak dikenal dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur lainnya yang dapat digunakan dengan cepat, untuk membedakan pada orang sehat apakah ia mempunyai kemungkinan untuk sakit atau tidak.
6.       Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari pendeerita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.


B.       TUJUAN
1.            Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena penyakit (population at risk).
2.          Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakuukan pengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak membahayakan maupun lingkungannya dan tidak menjadi penularan hingga epidemik dapat dihindari.
3.          Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapinya.
4.           Mencegah meluasnya penyakit.
5.          Mendidik masyarakat melakukan general check-up.
6.          Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada mulai dini).
7.           Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi (Suparyanto, 2009).

C.       MACAM-MACAM SCREENING
1.         Penyaringan massal (Mass Screening)
Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.
Contoh: screening prakanker leher rahim dengan metode IVA pada 22.000 wanita.
2.       Penyaringan multiple
Penyaringan yang dilakukan dengan beberapa teknik uji penbyaringan pada saat yang sama.
Contoh: screening pada penyakit AIDS.
3.       Penyaringan yang Ditargetkan
Penyaringan yang dilakukan pada kelompok-kelompok yang terkena paparan yang spesifik.
Contoh: screening pada pekerja pabrik yang terpapar dengan bahan timbal.
4.        Penyaringan Oportunistik
Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita-penderita yang berkonsultasi pada praktisi kesehatan.
Contoh: screening pada klien yang berkonsultasi pada seorang dokter.

D.       CARA MELAKUKAN SCREENING
Proses pelaksanaan screening yaitu :
1.         Tahap 1
Tahap pertama melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit.
a.        Bila hasil tes negative maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.
b.        Bila hasil tes positif maka dilakukan pemeriksaan tahap kedua.
2.       Tahap 2
Yaitu pemeriksaan diagnostik yang bila hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan, tetapi bila hasilnya negative maka dianggap tidak sakit.
Bagi tahap kedua yang hasilnya negative dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik. Ini berarti bahwa proses screening adalah pemeriksaan pada tahap pertama.
Penjelasan :
a.        Pada sekelompok individu yang tampak sehat dilakukan pemeriksaan (tes) dan hasil tes dapat positif dan negatif.
b.        Individu dengan hasil tes negatif pada suatu saat dapat dilakukan tes ulang.
c.        Pada individu dengan hasil tes positif dilakukan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif dilakukan pengobatan secara intensif.
d.        Individu dengan hasil tes negatif dapat dilakukan tes ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.

E.        TEST DIAGNOSTIK
                Kita selalu berhubungan dan mengumpulkan data untuk menegakkan diagnosa penderita yang kita rawat. Cara pengukuran dan interpretasi hasil sangat memegang peranan dalam menegakkan diagnosa. Data yang dikumpulkan dapat berupa nilai normal, ordinal maupun interval. Dalam hal ini dokter mempunyai kecenderungan untuk menyederhanakan data yang dipakainya dalam praktek sehari-hari. Saring data yang kompleks dibuat demikian sederhana sehingga kebiasaan ini menghilangkan sensitifitas pengukuran. Cara mengangkat diagnosis seperti ini menyebabkan hasil yang diperoleh hanya mencapai beberapa persen kebenaran. Untuk memperbaiki keadaan tersebut telah dikenalkan pendekatan matematika untuk menganalisa tes diagnostik.
Secara sederhana terdapat 4 (empat) kategori dalam menegakkan diagnosa. Ada 2 (dua) kategori diagnosis yang benar yaitu positif (benar sakit) dan negatif (benar tidak sakit). Dan ada 2 (dua) kategori diagnosis yang tidak benar yaitu positif palsu (tes menyebutkan positif tetapi tidak sakit) dan negatif palsu (tes menyebutkan negatif tetapi sakit).
                Tujuannya  adalah untuk dapat menentukan keadaan yang sebenarnya dari penyakit atau mendekatinya.
                Screening merupakan test untuk menyeleksi suatu kejadian atau penyakit melalui kriteria mayor dan minor untuk menghasilkan empat macam diagnosa. Hipotesis mayor adalah hipotesis induk yang menjadi sumber hipotesis-hipotesis lain (hipotesis minor).
Empat macam diagnosa yang dihasilkan yaitu:
1.         Diagnosa observasi
Sama dengan diagnosa simptomatis, yaitu diagnosa yang menunjukkan tanda-tanda atau simptom dari suatu penyakit. Misal: demam.
2.       Diagnosa differensial
Dari diagnosa simptomatis yang ada, bisa diambil diagnose differensial. Pada diagnose ini belum dilakukan cek laboratorium. Sebagai contoh demam, diagnosa differensialnya bisa berupa thypoid, demam berdarah, atau flu burung, karena masing-masing penyakit tersebut mempunyai gejala yang sama yaitu demam.
3.       Diagnosa kausatif
Diagnosa ini menjadi media untuk menjadi diagnosa pasti.
4.        Diagnosa pasti
Dalam diagnosa pasti inilah diketahui penyakit yang sebenarnya.

Test diagnostik hendaknya:
a.        Sensitif dan Spesifik
b.        Sederhana dan Murah
c.        Aman dan Dapat Diterima
d.        Reliable
e.        Fasilitas Adekuat

F.        PERALATAN YANG DIGUNAKAN SCREENING