Kamis, 29 Desember 2011

ASNEO HIRSCHPRUNG


BAB 1 HIRSCHPRUNG
PENDAHULUAN
Bayi Anda sulit BAB atau sembelit terus menerus? Hati-hati, jangan-jangan ada kelainan pada usus besar, apalagi kalo diikuti perut kembung. Ada kemungkinan terkena penyakit Hirschprung, sesuai nama penemunya yakni Harold Hirschprung pada tahun 1887 di Jerman. Kadang disebut juga dengan penyakit MEGA COLON. Menurut beberapa literatur, penyakit ini merupakan penyakit bawaan sejak lahir. Perhatikan, apabila pada awal kelahiran, bayi anda tidak mengeluarkan kotoran atau tinja ada kemungkinan terkena kelainan ini. Penyakit ini sebetulnya banyak dialami oleh anak laki-laki di bandingkan perempuan, perbandingan sekitar 3,8 :1. Sedangkan kasus Hirschprung sendiri ditemukan 1:5000 biasanya. Kelainan ini dapat diketahui dibawah usia setahun.
APA & KENAPA ITU?
Menurut Dokter, kelainan hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Syaraf yang berguna untuk membuat usus bergerak melebar menyempit biasanya tidak ada sama sekali atau kalopun ada sedikit sekali. Namun yang jelas kelainan ini akan membuat BAB bayi tidak normal, bahkan cenderung sembelit terus menerus. Hal ini dikarenakan tidak adanya syaraf yang dapat mendorong kotoran keluar dari anus. Nah, kotoran akan menumpuk terus di bagian bawah, hingga menyebabkan pembesaran pada usus dan juga kotoran menjadi keras sehingga bayi tidak dapat BAB. Biasanya bayi akan bisa BAB karena adanya tekanan dari makanan setelah daya tampung di usus penuh. Tetapi hal ini jelas tidaklah baik bagi usus si bayi. Penumpukan yang berminggu bahkan bulan mungkin akan menimbulkan pembusukan yang lama kelamaan dapat menyebabkan adanya radang usus bahkan mungkin kanker usus. Bahkan kadang karena parahnya tanpa disadari bayi akan mengeluarkan cairan dari lubang anus yang sangat bau. Kotoran atau tinja penderita ini biasanya berwarna gelap bahkan hitam. Dan biasanya apabila usus besar sudah terlalu besar, maka kotoraya pun akan besar sekali, mungkin melebihi orang dewasa. Ciri lain hirschprung adalah perut bayi anda akan kelihatan besar dan kembung serta kentutnyapun baunya sangat busuk. Selain itu juga riwayat BABnya selalu buruk atau tidak normal.
APA YANG MEMBEDAKAN DENGAN SEMBELIT?
Nah seperti pembahasan beberapa hari lalu, Hirschprung ini berbeda dengan sembelit biasa. Walopun efeknya sama alias sama sulit BAB alias sembelit. Pada anak yang terkena kelainan ini anak tak bisa BAB terus-menerus. Biasanya bisa BAB setelah lebih dari 3 hari bahkan satu minggu. Sedang pada sembelit biasa, biasanya anak sulit BAB ketika misalnya kekurangan asupan yang mengandung serat seperti buah-buahan dan sayuran. Nah pada Hirschprung ini kecenderungaya BAB akan sulit terus, jarang bagus atau terhambat terus. Kelainan ini bisa di deteksi sejak lahir. Bayi normal, dalam waktu 24 jam akan BAB untuk pertama kalinya, sedang pada bayi yang punya kecenderungan kelainan ini (Hirschprung) biasanya tidak keluar dalam waktu itu. Pemberian pencahar pada bayi dengan sembelit biasa akan menyebabkan reaksi langsung. Kotoran akan keluar tidak lama setelah itu, dan biasanya keras. Namun pada bayi dengan kelainan hirschsprung, pemberian obat pencahar atau asupan yang mengandung serat seperti pepaya, mangga, biasanya tidak menimbulkan efek secara langsung atau biasa saja. Terutama dengan kasus kelainan usus yang sudah cukup panjang. Akan tetapi apabila kelainan masih cukup pendek misal 1 cm biasanya bisa juga mengeluarkan kotoran. Namun biasanya terlihat lembek. Untuk memastikan adanya kelainan ini dilakukan pemeriksaan dengan barium enema melalui anus. Pemeriksaan ini akan memperlihatkan sejauh mana penyempitan usus terjadi dan seberapa panjang kerusakan usus yang terjadi. Bisa juga mengetahui gejala awalnya dengan memasukkan sedikit jari kita ke anusnya. Jika keluar, kotoraya akan menyemprot. Selain itu, jari yang dimasukkan pun akan dijepitnya oleh lubang anus tadi. Nah, gejala seperti itu biasanya hirschsprung.
BAB II
ISI
A.      Pengertian Hirschsprung
Penyakit Hirschsprung disebut juga kongenital aganglionik megakolon. Penyakit Hirschsprung merupakan keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan (aganglionik) atau tidak adanya bawaan dari persarafan parasimpatis dari usus distal. Jadi, karena ada bagian dari usus besar (mulai dari anus kearah atas) yang tidak mempunyai persarafan (ganglion), maka terjadi “kelumpuhan” usus besar dalam menjalanakan fungsinya sehingga usus menjadi membesar (megakolon). Panjang usus besar yang terkena berbeda-beda untuk setiap individu.
Selain itu, penyakit hisprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang paling sering pada neonatus.

B.      Etiologi Hirschsprung
Menurut Betz, Cecily. L (2002) penyebab Hirschsprung sebenarnya tidak diketahui tetapi penyakit ini diduga karena faktor-faktor genetik dan faktor lingkungan. Penyakit ini sering terjadi pada anak dengan Down Syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
Penyakit ini disebabkan aganglionosis Meissner dan Aurbach dalam lapisan dinding usus, mulai dari spingter ani internus ke arah proksimal, 70 % terbatas di daerah rektosigmoid, 10 % sampai seluruh kolon dan sekitarnya 5 % dapat mengenai seluruh usus sampai pilorus.
Kelainan Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya.Syaraf yang berguna untuk membuat usus bergerak melebar menyempit biasanya tidak ada sama sekali atau kalopun ada sedikit sekali. Namun yang jelas kelainan ini akan membuat BAB bayi tidak normal, bahkan cenderung sembelit terus menerus. Hal ini dikarenakan tidak adanya syaraf yang dapat mendorong kotoran keluar dari anus . Kotoran akan menumpuk terus di bagianbawah, hingga menyebabkan pembesaran pada usus dan juga kotoran menjadi keras sehingga bayi tidak dapat BAB. Biasanya bayi akan bisa BAB karena adanya tekanan dari makanan setelah daya tampung di usus penuh. Tetapi hal ini jelas tidaklah baik bagi usus si bayi. Penumpukan yang berminggu bahkan bulan mungkin akan menimbulkan pembusukan yang lama kelamaan dapat menyebabkan adanya radang usus bahkan mungkin kanker usus. Bahkan kadang karena parahnya tanpa disadari bayi akan mengeluarkan cairan dari lubang anus yang sangat bau. Kotoran atau tinja penderita ini biasanya berwarna gelap bahkan hitam

C.      Gejala Hirschsprung
PenyakitHirschsprung 4 kali lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki. Penyakit ini kadang disertai dengan kelainan bawaan lainnya, misalnya sindroma Down. Gejala-gejala yang mungkin terjadi antara lain :
·         Segera setelah lahir, bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir)
·         tidakdapatbuang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir
·         perut menggembung
·         Muntah
·         Diare encer (pada bayi baru lahir)
·         Berat badan tidak bertambah
·         Malabsorbsi
·         Pada anak yang lebih besar, gejalanya adalah sembelit menahun, perut menggembung dan gangguan pertumbuhan.

D.      Diagnosa Hirschsprung
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
1.       Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen perut (menunjukkan pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan tinja)
2.       Barium enema (dengan memasukkan suatu cairan zat radioaktif melalui anus, sehingga nantinya dapat terlihat jelas di roentgen sampai sejauh manakah usus besar yang terkena penyakit ini)
3.       Manometri anus (pengukuran tekanan sfingter anus dengan cara mengembangkan balon di dalam rectum)
4.       Biopsi rectum (menunjukkan tidak adanya ganglion sel-sel saraf).
E.       Terapi Hirschsprung
Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyumbatan usus, segera dilakukan kolostomis ementara.Kolostomi adalah pembuatan lubang pada dinding perut yang disambungkan dengan ujung usus besar. Pengangkatan bagian usus yang terkena dan penyambungan kembali usus besar biasanya dilakukan pada saat anak berusia 6 bulan atau lebih. Jika terjadi perforasi (perlubangan usus) atau enterokolitis, diberikan antibiotik.
Secara klinis menurut dokter, bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi. Operasi biasanya dilakukan dua kali. Pertama, dibuang usus yang tak ada persarafannya. Kedua, kalau usus bisa ditarik ke bawah, langsung disambung ke anus. Kalau ternyata ususnya belum bisa ditarik, maka dilakukan operasi ke dinding perut, yang disebut dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang ke dinding perut. Jadi bayi akan BAB lewat lubang tersebut. Nanti kalau ususnya sudahcukup panjang, bisa dioperasi lagi untuk diturunkan dan disambung langsung ke anus. Sayang sekali kadang proses ini cukup memakan waktu lebih dari 3 bulan, bahkan mungkin hingga 6-12 bulan. Setelah operasi biasanya BAB bayi akan normal kembali, kecuali kasus tertentu missal karena kondisi yang sudah terlalu parah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hirschsprung adalah suatu bentuk penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat lemahnya pergerakan usus karena sebagian usus besar tidak mempunyai sarafyang mengendalikan kontraksi ototnya. Hirschsprung merupakan kelainan bawaan.
Kelainan Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus diatasnya. Saraf yang berguna untuk membuat usus bergerak melebar dan menyempit seperti biasanya, tidak ada sama sekali atau kalaupun ada, jumlahnya sedikit sekali. Ada juga yang menduga kelainan ini terjadi karena faktor genetik,sering terjadi pada anak dengan Down Syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
Biasanya bayi baru lahir akan mengeluarkan tinja pertamanya (mekonium) dalam 24 jam pertama. Namun pada bayi yang menderita panyakit Hirschsprung, tinja akan keluar terlambat atau bahkan tidak dapat keluar sama sekali.selain itu perut bayi juga akan terlihat menggembung disertai muntah.
Komplikasi yang dapat di timbulkan dari kelainan Hirschsprung misalnya seperti, Enterokolitis nekrotikans, pneumatosis usus, abses perikolon, perforasi dan septikemia.
Untuk pengobatannya, secara klinis manurut dokter, bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi. Operasi biasanya dilakukan dua kali. Pertama, dibuang usus yang tak ada persarafannya. Kedua, kalau usus bisa ditarik ke bawah, langsung disambung ke anus. Kalau ternyata ususnya belum bisa ditarik, maka dilakukan operasi ke dinding perut, yang disebut dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang ke dinding perut. Jadi bayi akan BAB lewat lubang tersebut. Nanti kalau ususnya sudahcukup panjang, bisa dioperasi lagi untuk diturunkan dan disambung langsung ke anus.
3.2 SARAN
Mahasiswa kwbidanan diharapkan mengetahui dan memahami barbagai macam kelainan konginetal yang mungkin dapat terjadi pada neonatus karena merupakan salah satu materi yang harus dikuasai berkaitan dengan profesinya nanti. Selain itu, agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada neonatus untuk meminimalkan resiko serta memperkecil agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah. Dengan memahaminya tentu akan lebih mudah dalam menerapkannya dalan kehidupan secara nyata.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Hirschsprung diaksespada 17oktober 2011 pukul   17.05 WIB
Kuzemko, Jan, 1995, Pemeriksaan Klinis Anak, alih bahasa Petrus Andrianto, cetakan III, EGC, Jakarta.
Mansjoer, dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed.3, Media Aesculapius, Jakarta.
Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.
Alimul, A.Aziz,2008, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtHY3YuM2cl98oJAUWanot_d20KEArKQxtsM-NI2XZrz3A7SKaPv8Kl-CUXdJfepc3IZekD8P7QWwvuT653XkVEo3RQgM37qpZTJQdX1N6oCVNtg-Yq445RSd9UgrSCgw8oQaYU4EADOE/s1600/hisprung.jpegLampiran Gambar
      
Hisprung (1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar