KUMPULAN
MAKALAH
EPIDEMIOLOGI
2010
DAFTAR
ISI:
A.
Wabah hal 1
B.
Screening hal 18
C.
Pencatatan dan Pelaporan hal 35
Selamat
Belajar Kawan ^^
Semoga
diberi kemudahan dan kelancaran oleh Allah SWT,
Serta
hasil yang memuaskan J
WABAH
- PENGERTIAN WABAH
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia 1989
Wabah
berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar
orang di daerah yang luas.
Departemen
Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah
meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit.
Undang‑undang RI No 4 th. 1984
tentang wabah penyakit menular
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka
Benenson, 1985
Wabah
adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah, yang nyata‑nyata
melebihi jumlah yang biasa
Last
1981
Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu
masyarakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya
lebih banyak dari keadaan biasa
Kejadian wabah ditandai dengan
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim.
Berjangkitnya penyakit menular dalam masyarakat atau wilayah sangat bervariasi
sesuai dengan penyebab penyakit serta jumlah dan golongan penduduk yang
terancam. Jumlah penderita penyakit menular pada umumnya di suatu wilayah
diamati dalam satuan waktu tertentu (mingguan, empat mingguan, atau tahunan).
Apabila jumlah penderita suatu penyakit menular meningkat melebihi keadaan yang
lazim di suatu daerah dalam satuan waktu tertentu, dan menimbulkan malapetaka,
maka keadaan ini dapat dianggap sebagai suatu wabah.
Penyakit tertentu yang dapat
menimbulkan wabah adalah cholera, demam kuning, tifus, pes, DBD, campa,
difteri, rabies, influenza, hepatitis, meningitis, anthrax. Penentuan suatu
penyakit yang dapat menimbulkan wabah dilakukan atas dasar hasil pemeriksaan
klinik laboratorium.
Penanggulangan
wabah penyakit menular diatur dalam:
- UU. No.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
- PP No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah
- UU No. 22 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah, yang kemudian diikuti dengan terbitnya PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenagan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom yang berpengaruh terahadap penyelenggaraan penanggulangan wabah
- Peraturan Menteri Kesehatah Republik Indonesia Nomor 949/ Menkes/ SK/ VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
Upaya
penanggulangan wabah mempunyai 2 (dua) tujuan pokok, yaitu:
- berusaha memperkecil angka kematian akibat wabah dengan pengobatan.
- membatasi penularan dengan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah banyak, dan wabah tidak meluas ke daerah lain.
Kejadian
Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku
di Indonesia. Status
Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004.
Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
- BENTUK-BENTUK WABAH
1.
Berdasarkan
Sifatnya
Pembagian
wabah berdasarkan sifatnya yaitu :
a) Common Source Epidemic
Adalah suatu
wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu
kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang reatif singkat. Adapun
common source epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan
keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak
epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan
jam, tidak ada angka serangan kedua
Jika keterpaparan
kelompok serta penularan penyakit berlangsung sangat cepat dalam waktu yang
singkat (point source of epiemic),
maka resultan dari semua kasus/ kejadian berkembang hanya dalam satu masa tunas
saja
Point source epidemic dapat pula
terjadi pada penyakit oleh faktor penyebab bukan infeksi yang menimbulkan
keterpaparan umum seperti adanya zat beracun polusi zat kimia yang beracun di
udara terbuka.
b) Propagated / Progresive Epidemic
Bentuk epidemic
dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas
yang lebih lama pula. Propagated / progresif epidemic terjadi karena adanya
penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vektor, relatif lama
waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta
penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk
setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita
dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan,
lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi
kasus. Masa tuntas penyakit tersebut diatas adalah sekitar satu bulan sehingga
tampak bahwa masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah
penderita dari waktu ke waktu sampai pada saat di mana jumlah masyarakat yang
rentan mencapai batas yang minmal.
2. Berdasarkan Cara Transmisinya
Menurut
transmisinya, wabah dibedakan atas :
1)
Wabah dengan penyebaran melalui media
umum (common vehicle epidemics),yaitu:
a.
Ingesti bersama makanan atau minuman,
misalnya Salmonellosis.
b.
Inhalasi bersama udara pernafasan,
misalnya demam Q (di laboratorium).
c.
Inokulasi melalui intravena atau
subkutan, misalnya hepatitis serum.
2)
Wabah dengan penjalaran oleh transfer
serial dari pejamu ke pejamu (epidemics
propagated by serial transfer from host to host), yaitu :
ü Penjalaran
melalui rute pernafasan (campak), rute anal-oral (shigellosis), rute genitalia
(sifilis), dan sebagainya.
ü Penjalaran
melalui debu.
ü Penjalaran
melalui vektor (serangga dan arthropoda).
C. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYELIDIKAN WABAH
1.
Konfirmasi atau menegakkan diagnosa
§ Definisi
kasus
§ Klasifikasi
kasus dan tanda klinik
§ Pemeriksaan
laboratorium
2.
Menentukan
apakah peristiwa itu suatu wabah atau bukan
§ Bandingkan
informasi yang didapat dengan definisi yang sudah ditentukan tentang wabah
§ Bandingkan
dengan kejadian penyakit itu pada minggu atau bulan atau tahun sebelumnya
3.
Mencari
hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang
§ Kapan mulai sakit (waktu)
§ Dimana
mereka mendapat infeksi (tempat)
§ Siapa
yang terkena: (gender, umur, imunisasi,dll)
4.
Rumuskan
suatu hipotesa sementara
§ Hipotesa
kemungkinan: penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita
§ Hipotesa:
untuk mengarahkan lebih lanjut
5.
Rencana
penyelidikan yang lebih detail untuk menguji hipotesis
§ Tentukan:
data yang diperlukan sebagai sumber informasi
§ Kembangkan
dan buat checklist
§ Lakukan
survey dengan sample yang cukup
6.
Laksanakan
penyelidikan yang sudah direncanakan
§ Lakukan
wawancara dengan :
1. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)
2. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit (control)
1. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)
2. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit (control)
§ Kumpulkan
data kependudukan dan lingkungannya
§ Selidiki
sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut berperan
§ Ambil specimen dan sampel pemeriksa di
laboratorium
7.
Buatlah
analisa dan interpretasi data
§ Buatlah
ringkasan hasil penyelidikan lapangan
§ Tabulasi,
analisis, dan interpretasi data/informasi
§ Buatlah
kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-grafik yang
diperlukan
§ Terapkan
test statistik
Interpretasi data secara keseluruhan
Interpretasi data secara keseluruhan
8. Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan
§
Lakukan
uji hipotesis
§
Hipotesis
yang diterima, dapat menerangkan pola penyakit :
1. Sesuai dengan sifat penyebab penyakit
2. Sumber infeksi
3. Cara penularan
4. Faktor lain yang berperan
1. Sesuai dengan sifat penyebab penyakit
2. Sumber infeksi
3. Cara penularan
4. Faktor lain yang berperan
9. Lakukan tindakan penanggulangan
§
Tentukan
cara penanggulangan yang paling efektif.
§
Lakukan
surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang berhubungan
§
Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang
10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan
epidemiologi tersebut
§
Pendahuluan
§
Latar
Belakang
§
Uraian
tentang penelitian yang dilakukan
§
Hasil
penelitian
§
Analisis
data dan kesimpulan
§
Tindakan
penanggulangan
§
Dampak-dampak
penting
§
Saran
rekomendasi
- UPAYA PENANGGULANGAN WABAH
Upaya penanggulangan wabah
meliputi pencegahan
penyebaran wabah, termasuk pengawasan usaha pencegahan tersebut dan
pemberantasan penyakitnya. Upaya penanggulangan wabah yang direncanakan dengan
cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi
dapat menghentikan atau membatasi penyebarluasan wabah. (Depkes, 2000).
Penanggulangan wabah dikenal
dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai
suatu upaya pencegahan dan penanggulangan wabah secara dini dengan melakukan
kegiatan untuk mengantisipasi wabah. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan
yang sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap/waspada yang
cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari
penyakit-penyakit yang berpotensi terjadi wabah secara mingguan. Data-data yang
telah terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data untuk penyusunan rumusan
kegiatan perbaikan oleh tim epidemiologi
•
pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin
•
upaya
penanggulangan biasanya hanya dapat
diterapkan setelah sumber wabah diketahui
•
Pada
umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam
penularan penyakit.
Upaya penanggulangan wabah di suatu daerah wabah haruslah dilakukan dengan
mempertimbangkan keadaan masyarakat di tempat antara lain: agama, adat,
kebiasaan,tingkat pendidikan, sosial ekonomi, serta perkembangan masyarakat.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan upaya penanggulangan wabah
tidak mengalami hambatan dari masyarakat,malah melalui penyuluhan yang intensif
dan pendekatan persuasif edukatif,diharapakan masyarakat akan memberikan
bantuanya,dan ikut serta secara aktif.
Upaya penanggulangan wabah
menurut UU Wabah meliputi:
1.
Penyelidikan epidemiologis
Penyelidikan epidemiologis yaitu melakukan penyelidikan
untuk mengenal sifat-sifat penyebabnya serta faktor yang dapat mempengaruhi
timbulnya wabah. Dengan adanya penyelidikan tersebut, maka dapat dilakukan
tindakan-tindakan penanggulangan yang paling berdaya guna dan berhasil guna
oleh pihak yang berwajib dan atau yang berwenang. Dengan demikian wabah dapat
ditanggulangi dalam waktu secepatnya, sehingga meluasnya wabah dapat dicegah
dan jumlah korban dapat ditekan serendah-rendahnya.
Tindakan penyelidikan epidemiologis dalam upaya
penanggulangan wabah ditujukan untuk :
a.
Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah
b.
Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah
c.
Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena
wabah
d.
Menentukan cara penanggulangan
Tindakan penyelidikan epidemiologis dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan :
a.
Pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk
b.
Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan
diagnosis
c.
Pengamatan terhadap penduduk pemeriksaan terhadap makhluk
hidup lain dan benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung
penyebab penyakit wabah
2.
Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi
penderita, termasuk tindakan karantina
Tujuan :
a.
Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh
dan mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan
b.
Menemukan dan mengobati orang yang nampaknya sehat,
tetapi mengandung penyebab penyakit sehingga secara potential dapat menularkan
penyakit (carrier)
3. Pencegahan
dan pengebalan
Pencegahan dan pengebalan adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan untuk memberi perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit akan
tetapi mempunyai resiko untuk terkena penyakit.
4.
Pemusnahan penyebab penyakit
Penyebab penyakit adalah bibit penyakit yakni bakteri,
virus, dan lain-lainnya yang menyebabkan penyakit. Dalam pemusnahan penyebab
penyakit, kadang-kadang harus dilakukan pemusnahan terhadap benda-benda,
tempat-tempat dan lain-lain yang mengandung kehidupan penyebab penyakit yang
bersangkutan, misalnya sarang berkembang biak nyamuk,sarang tikus dan
lain-lain.
5. Penanganan
jenazah akibat wabah
Penanganan jenazah apabila kematiannya disebabkan oleh
penyakit yang menimbulkan wabah atau jenazah tersebut merupakan sumber penyakit
yang dapat menimbulkan wabah harus dilakukan secara khusus menurut jenis
penyakitnya tanpa meninggalkan norma agama serta harkatnya sebagai manusia.
6. Penyuluhan
kepada masyarakat
Penyuluhan kepada masyarakat adalah kegiatan komunikasi
yang bersifat persuasif edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah
agar mereka mengerti sifat-sifat penyakit, sehingga dengan demikian dapat
melindungi diri dari penyakit tersebut dan apabila terkena, tidak menular
kepada orang lain. Selain daripada itu penyuluhan dilakukan agar masyarakat
dapat berperan serta secara aktif dalam menanggulangi wabah.
7.
Upaya penanggulangan lainnya
Upaya penanggulangan lainnya adalah tindakan-tindakan
yang dilakukan dalam rangka penanggulangan wabah, yakni bahwa untuk
masing-masing penyakit dilakukan tindakan-tindakan khusus.
A.
KESIMPULAN
·
Pengertian
ü Menurut Undang‑undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah
penyakit menular
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu
serta dapat menimbulkan malapetaka
ü Kejadian
Luar Biasa (KLB)
Kejadian Luar Biasa (KLB) salah
satu kategori status wabah dalam peraturan yang
berlaku di Indonesia.
·
Bentuk wabah menurut sifatnya
ü Common Source Epidemic
Adalah suatu
wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu
kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang reatif singkat.
ü Propagated / Progresive Epidemic
Bentuk epidemic
dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas
yang lebih lama pula.
·
Langkah-langkah dalam penyelidikan wabah
ü Konfirmasi
atau menegakkan diagnosa
ü Menentukan apakah peristiwa itu suatu wabah
atau bukan
ü Mencari hubungan adanya letusan/wabah dengan
faktor-faktor waktu, tempat dan orang
ü Rumuskan suatu hipotesa sementara
ü Rencana penyelidikan yang lebih detail untuk
menguji hipotesis
ü Buatlah analisa dan interpretasi data
ü
Test hipotesa dan rumuskan
kesimpulan
ü
Lakukan tindakan
penanggulangan
SOAL-SOAL WABAH
- pengertian wabah adalah…
- Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
- Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata.
- Berjangkitnya suatu penyakit tidak menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
- Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya menurun secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu.
- Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim.
Jawaban: A
- Jumlah penderita penyakit menular pada umumnya di suatu wilayah diamati dalam satuan waktu tertentu, yaitu…
1)
Mingguan
2) Empat mingguan
3) Tahunan
4) Harian
Jawaban: A (1,2,3)
- keadaan ini dianggap sebagai suatu yang biasa.
SEBAB
Jumlah penderita suatu penyakit
menular meningkat melebihi keadaan yang lazim di suatu daerah dalam satuan
waktu tertentu, dan menimbulkan malapetaka
Jawaban: D
- Penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah…
- Kanker
- Diabetes
- Cholera
- Katarak
- Stroke
Jawaban: D
- Membatasi penularan dengan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah banyak, dan wabah tidak meluas ke daerah lain sangat diperlukan
SEBAB
Merupakan tujuan pokok upaya penanggulangan
wabah
Jawaban: A
- Pembagian wabah berdasarkan sifatnya yaitu...
1.
Common Source Epidemic
2.
Common Vehicle Epidemic
3.
Propagated/Progressive Epidemic
4.
Epidemics Propagated by Serial Transfer From Host To Host
Jawaban: B
7.
Yang berhubungan dengan Propagated/Progressive Epidemic
adalah ...
a.
Penularan dari orang ke orang
b.
Masa tunas lama
c.
Masa tunas sekitar satu bulan
d.
Tidak dipengaruhi kepadatan penduduk
e.
Penularan ke semua orang
Jawaban : A
8.
Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu
ke pejamu meliputi :
1.
Penjalaran melalui rute pernapasan
2.
Penjalaran melalui debu
3.
Penjalaran melalui vektor
4.
Penjalaran melalui rute genetalia
Jawaban : E
9.
Tujuan pokok dari upaya penanggulangan wabah adalah :
1.
Membatasi penularan dan penyebaran penyakit
2.
Memperkecil angka kematian akibat wabah
3.
Mencegah meluasnya wabah ke daerah lain
4.
Memperkecil angka penderita akibat wabah
Jawaban : E
10.
Polusi kimia di udara terbuka termasuk dalam common
source epidemic SEBAB common source epidemic terjadi dalam waktu yang sangat
lama
Jawaban : C
- Untuk menegakkan diagnosa yang harus dilakukan yaitu...
1.
Definisi kasus
2.
Klasifikasi kasus dan tanda klinik
3.
Pemeriksaan laboratorium
4.
Pemeriksaan fisik
Jawaban: A
12.
Tujuan dari penyelidikan epidemiologi
adalah...
1.
Menentukan faktor penyebab timbulnya
penyakit
2.
Menentukan cara penanggulangan
3.
Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah
4.
Membatasi penularan penyakit
Jawaban : A
13.
Dalam upaya penanggulangan
wabah,seharusnya dilakukan….
a.
Secepat mungkin
b.
Selambat mungkin
c.
Siap tanggap
d.
Siap darurat
e.
Siap sedia
Jawaban : C
14.
Yang termasuk tujuan tindakan
penyelidikan wabah….
1.
Mengetahui sebab penyakit wabah
2.
Menentukan factor penyebab timbulnya
wabah
3.
Mengetahui kelompok masyarakat yang
terancam terkena wabah
4.
Menentukan cara penanggulangan
Jawaban : E
15.
Yang termasuk kegiatan penyelidikan
epidimiologis….
1)
Pengumpulan data kesakitan
2)
Pemeriksaan klinis
3)
Pemeriksaan laboratorium
4)
Pengamatan terhadap penduduk
Jawaban : E
16.
Ada berapa upaya penanggulangan wabah
yang tercantum dalam UU wabah….
a.
2
b.
4
c.
5
d.
7
e.
9
Jawaban : D
17.
Pemeriksaan,
pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina dalam
upaya penanggulangan wabah
SEBAB
Bertujuan
untuk Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah
agar mereka tidak menjadi sumber penularan
Jawaban
: A
18.
Masalah wabah
dan penanggulangannya berdiri sendiri SEBAB wabah bagian dari upaya kesehatan
nasional yang berkaitan dengan sektor kesehatan serta tidak lepas dari
keterpaduan pembangunan nasional
Jawaban
: D
19.
Unsur utama
untuk menyatakan suatu keadaan wabah adalah :
a.
Penularan
penyakit
b.
Umur
c.
Jenis kelamin
d.
Pekerjaan
e.
Waktu
Jawaban : E
20.
Pemusnahan
penyebab penyakit dilakukan dengan cara merusak lingkungan hidup SEBAB
pemusnahan dilakukan dengan tidak menyebabkan tersebarnya penyakit
Jawaban : D
SCREENING
PENEMUAN
PENYAKIT SECARA SCREENING
A. PENGERTIAN
1.
Screening :
Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak
menunjukkan adanya gejala, tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi
seringkali digunakan sebagai tes diagnosis.
2. Screening
adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis
belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang
dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya
sehat, benar-benar sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.
3.
Penyaringan
atau screening adalah upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit
tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang
ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang
kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
4.
Screening adalah deteksi dini dari suatu
penyakit, prekursor dari suatu penyakit, dan kerentanan terhadap suatu penyakit
pada individu yang tidak atau belum menunjukkan tanda atau gejala dari penyakit
tersebut.
5.
Identifikasi
sangkaan terhadap suatu penyakit atau kelainan yang tidak dikenal dengan
menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur lainnya yang dapat digunakan dengan
cepat, untuk membedakan pada orang sehat apakah ia mempunyai kemungkinan untuk
sakit atau tidak.
6. Screening adalah
suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit
pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha
secara aktif untuk mendeteksi atau mencari pendeerita penyakit tertentu yang
tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu
melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat
memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita,
yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
B. TUJUAN
1.
Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau
dengan gejala tidak khas terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin
menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena penyakit (population
at risk).
2.
Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat
dilakuukan pengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak
membahayakan maupun lingkungannya dan tidak menjadi penularan hingga epidemik
dapat dihindari.
3.
Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat
terapinya.
4.
Mencegah meluasnya penyakit.
5.
Mendidik masyarakat melakukan general check-up.
6.
Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu
penyakit (waspada mulai dini).
7.
Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan
klinisi (Suparyanto, 2009).
C.
MACAM-MACAM SCREENING
1.
Penyaringan massal (Mass Screening)
Penyaringan yang melibatkan populasi secara
keseluruhan.
Contoh: screening prakanker leher rahim dengan metode
IVA pada 22.000 wanita.
2.
Penyaringan multiple
Penyaringan yang dilakukan dengan beberapa teknik uji
penbyaringan pada saat yang sama.
Contoh: screening pada penyakit AIDS.
3.
Penyaringan yang Ditargetkan
Penyaringan yang dilakukan pada kelompok-kelompok yang
terkena paparan yang spesifik.
Contoh: screening pada pekerja pabrik yang terpapar
dengan bahan timbal.
4.
Penyaringan Oportunistik
Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada
penderita-penderita yang berkonsultasi pada praktisi kesehatan.
Contoh: screening pada klien yang berkonsultasi pada
seorang dokter.
D. CARA MELAKUKAN SCREENING
Proses pelaksanaan screening yaitu
:
1.
Tahap 1
Tahap
pertama melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap
mempunyai resiko tinggi menderita penyakit.
a.
Bila hasil tes negative maka dianggap orang tersebut
tidak menderita penyakit.
b.
Bila hasil tes positif maka dilakukan pemeriksaan
tahap kedua.
2.
Tahap 2
Yaitu
pemeriksaan diagnostik yang bila hasilnya positif maka dianggap sakit dan
mendapat pengobatan, tetapi bila hasilnya negative maka dianggap tidak sakit.
Bagi tahap
kedua yang hasilnya negative dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik. Ini
berarti bahwa proses screening adalah pemeriksaan pada tahap pertama.
Penjelasan :
a.
Pada sekelompok individu yang tampak sehat dilakukan
pemeriksaan (tes) dan hasil tes dapat positif dan negatif.
b.
Individu dengan hasil tes negatif pada suatu saat
dapat dilakukan tes ulang.
c.
Pada individu dengan hasil tes positif dilakukan
pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif dilakukan pengobatan
secara intensif.
d.
Individu dengan hasil tes negatif dapat dilakukan tes
ulang dan seterusnya sampai semua penderita terjaring.
E.
TEST
DIAGNOSTIK
Kita selalu berhubungan dan
mengumpulkan data untuk menegakkan diagnosa penderita yang kita rawat. Cara
pengukuran dan interpretasi hasil sangat memegang peranan dalam menegakkan
diagnosa. Data yang dikumpulkan dapat berupa nilai normal, ordinal maupun
interval. Dalam hal ini dokter mempunyai kecenderungan untuk menyederhanakan
data yang dipakainya dalam praktek sehari-hari. Saring data yang kompleks
dibuat demikian sederhana sehingga kebiasaan ini menghilangkan sensitifitas
pengukuran. Cara mengangkat diagnosis seperti ini menyebabkan hasil yang
diperoleh hanya mencapai beberapa persen kebenaran. Untuk memperbaiki keadaan
tersebut telah dikenalkan pendekatan matematika untuk menganalisa tes
diagnostik.
Secara sederhana
terdapat 4 (empat) kategori dalam menegakkan diagnosa. Ada 2 (dua) kategori
diagnosis yang benar yaitu positif (benar sakit) dan negatif (benar tidak
sakit). Dan ada 2 (dua) kategori diagnosis yang tidak benar yaitu positif palsu
(tes menyebutkan positif tetapi tidak sakit) dan negatif palsu (tes menyebutkan
negatif tetapi sakit).
Tujuannya adalah untuk dapat menentukan keadaan yang
sebenarnya dari penyakit atau mendekatinya.
Screening merupakan test untuk
menyeleksi suatu kejadian atau penyakit melalui kriteria mayor dan minor untuk
menghasilkan empat macam diagnosa. Hipotesis mayor adalah hipotesis induk yang
menjadi sumber hipotesis-hipotesis lain (hipotesis minor).
Empat macam diagnosa
yang dihasilkan yaitu:
1.
Diagnosa observasi
Sama
dengan diagnosa simptomatis, yaitu diagnosa yang menunjukkan tanda-tanda atau
simptom dari suatu penyakit. Misal: demam.
2.
Diagnosa differensial
Dari
diagnosa simptomatis yang ada, bisa diambil diagnose differensial. Pada
diagnose ini belum dilakukan cek laboratorium. Sebagai contoh demam, diagnosa
differensialnya bisa berupa thypoid, demam berdarah, atau flu burung, karena
masing-masing penyakit tersebut mempunyai gejala yang sama yaitu demam.
3.
Diagnosa kausatif
Diagnosa
ini menjadi media untuk menjadi diagnosa pasti.
4.
Diagnosa pasti
Dalam
diagnosa pasti inilah diketahui penyakit yang sebenarnya.
Test diagnostik hendaknya:
a.
Sensitif dan Spesifik
b.
Sederhana dan Murah
c.
Aman dan Dapat Diterima
d.
Reliable
e.
Fasilitas Adekuat
F.
PERALATAN
YANG DIGUNAKAN SCREENING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar